Sudah bukan rahasia jika pupuk organik memiliki lebih banyak keunggulan daripada pupuk kimia. Tak heran, jika para ahli di bidang pertanian maupun perkebunan merekomendasikan manfaatnya untuk dijadikan pupuk utama.
Seperti halnya Iswandi Anas, seorang guru besar dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Melansir dari laman Radar Jember, Iswandi menyarankan kepada petani di berbagai daerah untuk menggunakan pupuk organik, serta menjadikannya pupuk utama dalam proses meningkatkan hasil pertanian. “Seharusnya kita gunakan pupuk organik sebagai pupuk utama, bukan pupuk NPK. Kenapa? Karena pupuk organik memiliki 16 unsur hara yang diperlukan tanaman,” ungkap Iswandi dalam keterangannya.
Perlu Anda ketahui, menurut Cybex Kementerian Pertanian, pupuk organik berperan penting membantu memperbaiki hampir semua sifat tanah, sifat fisik, kimia, dan sifat biologis. Sedangkan pupuk kimia tidak, hanya memperbaiki ketersediaan nitrogen (N), phospor (P), dan kalium (K).
Selain itu, pupuk organik membawa dampak positif bagi organisme renik penunjang kesuburan tanah. Seperti cacing, bakteri, maupun jamur yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Sedangkan N, P, dan K tidak bisa meningkatkan jumlah cacing tanah dan sebagainya. Jika dilihat dari sisi ekonomi, tentu jauh lebih murah karena tidak perlu bergantung pada keberadaan pupuk sintetis yang harganya terus merangkak naik.
Apa itu Pupuk Hayati?
Perlu Anda ketahui, menurut Cybex Kementerian Pertanian, pupuk organik berperan penting membantu memperbaiki hampir semua sifat tanah, sifat fisik, kimia, dan sifat biologis. Sedangkan pupuk kimia tidak, hanya memperbaiki ketersediaan nitrogen (N), phospor (P), dan kalium (K).
Selain itu, pupuk organik membawa dampak positif bagi organisme renik penunjang kesuburan tanah. Seperti cacing, bakteri, maupun jamur yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Sedangkan N, P, dan K tidak bisa meningkatkan jumlah cacing tanah dan sebagainya. Jika dilihat dari sisi ekonomi, tentu jauh lebih murah karena tidak perlu bergantung pada keberadaan pupuk sintetis yang harganya terus merangkak naik.
Ingat dan catat, pupuk organik belum tentu pupuk hayati, tetapi pupuk hayati sudah pasti pupuk organik karena tidak mengandung bahan kimia. Sama halnya seperti K-Bioboost yang merupakan pupuk hayati dengan kandungan mikroorganisme tanah yang unggul. Seperti Azotobacter sp, Azospirilium sp, Pseudomonas, Bacillus sp, dan Cytophaga sp. Kandungan Azotobacter sp pada K-Bioboost bermanfaat sebagai penambat nitrogen non simbiotik, sehingga dapat membantu meningkatkan maupun memperbaiki kandungan unsur nitrogen dalam tanah.
Berdasarkan hasil temuan PT Agro Indah Permata (AIP) 21, perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi, perdagangan pupuk, dan benih pertanian/perkebunan bersama IPB. Penelitian menggunakan K-Bioboost sebanyak 6 botol untuk tanaman semusim dengan luas lahan 1Ha menghasilkan:
- Nitrogen (N): 90 Kg Setara 200 kg Urea
- Phospate (P): 50 kg setara 100 kg TSP/SP36
- Kalium (K): 50 kg setara 83 kg KCL
Inilah alasan mengapa K-Bioboost mampu membantu memperbaiki kesuburan tanah dan menghemat pupuk kimia sampai dengan 50%. Agar mikroorganisme di dalam K-Bioboost dapat bekerja secara maksimal, jaga kondisi pH tanah dengan menggunaan K-Bioboost Step 1. K-Bioboost Step 1 merupakan produk yang mengandung asam humat, bermanfaat untuk membantu menetralkan pH tanah, sehingga mengoptimalkan penyerapan nutrisi dan kerja pupuk.
Tanah subur, K-Bioboost dan K-Bioboost Step 1 bikin hasil panen makmur. Sudah siap beralih ke pupuk organik? Aku sih yes!
Artikel Rekomendasi : Asam Humat Jadi Pilihan Cermat Bagi Sobat Tani, Ini Kata Ahli